Viral, Aksi Brutal Oknum Debt Collector Sebabkan Luka dan Trauma Mendalam, Erna Angelia: Tuntut Keadilan dan Hak

TANGERANG, tangrayanews.com
Viral di Media Sosial,Kejadian memilukan dialami Erna Angelia (29), seorang warga Perumahan Green Lake City, Cipondoh, terus menjadi sorotan dan bulan-bulanan para awak media dan media sosial. Erna mengalami keguguran akibat teror yang dilakukan oleh puluhan debt collector, yang datang selama berhari-hari dengan tindakan intimidatif. Tidak hanya menuntut pengembalian mobil BMW yang diduga dibawa dengan cara membuka serta menghidupkan mesin oleh debt collector secara terencana, keluarga juga meminta dan mendesak penegakan hukum untuk bertindak tegas dengan adanya kejadian tersebut.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Februari 2024, dimana Erna sedang mengandung tiga bulan, dikejutkan dengan kedatangan puluhan debt collector. Kedatangan mereka menimbulkan kepanikan untuk Erna yang diduga kasar dan menggedor pintu rumah yang mengakibatkan Erna ketakutan, selama empat hari berturut-turut, berteriak-teriak dan menuntut penarikan mobil yang diduga terlambat satu bulan pembayarannya. Akibat stres yang berlebihan, Erna akhirnya mengalami keguguran, meninggalkan trauma mendalam yang hingga kini masih dirasakannya.
“Saya tidak bisa melupakan rasa trauma dan ketakutan ini yang dialami saya dan anak saya, dan hati saya sangat terguncang.Karena Trauma ini masih ada hingga saat ini, ditambah saya harus kehilangan bayi saya,” ungkap Erna dengan isak tangis, menceritakan bagaimana tekanan yang berulang-ulang,hingga menyebabkan kondisinya memburuk.
Hal ini membuat Suami Erna Peter Budiman geram dan angkat bicara terkait kejadian yang menimpa istri dan keluarganya. Menurut Peter, keterlambatan pembayaran mobil selama satu bulan bukanlah alasan yang bisa membenarkan tindakan brutal anrkisnya para debt collector tersebut. Dirinya (Peter) merasa pihak leasing dan debt collector telah bertindak di luar batas.
“Kami hanya telat sebulan, dan rencana pembayaran sudah ada. Tapi mereka datang, meneror istri saya yang sedang hamil, bahkan mencuri mobil kami. Ini adalah tindakan yang tidak manusiawi!” kata Peter dengan penuh emosi.
Lebih jauh lagi, Peter mengungkapkan bahwa dirinya telah melaporkan kejadian ini kepihak Polda Metro Jaya dengan tuduhan pencurian, tetapi merasa kecewa karena meskipun ada 10 tersangka yang sudah teridentifikasi, hingga kini belum dilakukan penahanan
“Bagaimana mungkin mereka belum ditahan? Istri saya keguguran karena teror ini, tapi para pelaku masih bebas berkeliaran. Termasuk pejabat dari leasing yang seharusnya ikut bertanggung jawab,” lanjut Peter dengan nada kesal.
Peter dan keluarganya tidak hanya menuntut keadilan, tetapi juga pengembalian mobil BMW yang sudah diambil secara paksa oleh para debt collector yang mengatasnamakan Bank BNI Finance. Peter pun menegaskan bahwa unit mobil tersebut merupakan haknya dan harus segera dikembalikan.
“Kami tidak akan berhenti sampai mobil kami dikembalikan dan keadilan ditegakkan. Mereka telah menyebabkan luka yang sangat dalam pada keluarga kami,” tegas Peter.
Penyelidikan terhadap kasus ini masih berjalan, namun keputusan penyidik yang tidak melakukan penahanan para tersangka menuai banyak kritik. Keluarga korban menilai bahwa para pelaku, termasuk pihak leasing, harus segera ditindak tegas dan dihukum sesuai undang-undang.
“Bagaimana mungkin pelaku pencurian dan teror semacam ini tidak ditahan? Ini jelas-jelas melanggar hukum. Pasal 363 tentang pencurian jelas menyebutkan hukuman di atas 5 tahun, yang artinya tidak boleh ada penangguhan penahanan. Tapi nyatanya, mereka masih bebas!” ujar Peter dengan penuh amarah.
Peter dan keluarganya menuntut transparansi dalam memproses hukum ini, ia pun berharap agar kasus ini tidak berlarut-larut tanpa penyelesaian. Peter juga menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam gelar perkara kasus ini harus bertanggung jawab dan diproses secara hukum.
“Kami mendesak agar para pelaku ini segera ditangkap untuk dilakukan penahanan. Hak kami sebagai warga negara indonesia (korban) meminta keadilan, dan mobil kami yang telah dicuri harus segera dikembalikan. Jangan sampai ada permainan mata dalam kasus ini,” tambah Peter dengan nada penuh tuntutan.
Keluarga besar Erna dan Peter terus berjuang untuk mendapatkan keadilan yang dianggapnya terabaikan. Mereka berharap bahwa penegak hukum dapat segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku oknum debt collector tersebut, sehingga kejadian memilukan yang mereka alami tidak terjadi kepada pihak dan keluarga lain.
Red